Evaluasi Kerusakan Tanah Karena Produksi Biomassa di Desa Tijayan, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia
Abstract
Desa Tijayan merupakan salah satu desa di Kabupaten Klaten dengan tingkat penggunaan lahan untuk produksi biomassa yang tinggi. Penggunaan tanah secara terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status, parameter pembatas, dan cara perbaikan kerusakan tanah. Penelitian dilakukan menggunakan metode desk study, wawancara, dan analisis laboratorium. Parameter kerusakan tanah berpedoman pada PP No 150 tahun 2000. Berdasarkan analisis data sekunder peta tematik diketahui Desa Tijayan berpotensi memiliki kerusakan tanah ringan (R II). Penetapan status kerusakan tanah menggunakan metode skoring frekuensi relatif setiap parameter terhadap seluruh titik sampel. Berdasarkan hasil analisa laboratorium diketahui Desa Tijayan memiliki tingkat kerusakan tanah rendah (R I) dengan luasan 99,56 Ha. Terdapat empat parameter pembatas kerusakan tanah yaitu; redoks, permeabilitas, bobot isi, dan tekstur. Perbaikan kerusakan tanah dapat dilakukan dengan pemberian bahan organik pada musim kemarau, Bioclogging dan biocementation yang memanfaatkan limbah cair tahu sebagai media pertumbuhan Agrobacterium tumefaciens atau menambahkan bahan volkanorf S532.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. 2020. Provinsi Jawa Tengah Dalam Angka 2020.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten. 2020. Kabupaten Klaten Dalam Angka 2020.
Cyio, M. B. 2008. Efektivitas bahan organik dan tinggi genangan terhadap perubahan Eh, Ph, dan status Fe, P, Al terlarut pada tanah ultisol. J. Agroland, 15(4), 257–263.
Darma, S. 2017. Identifikasi status kerusakan tanah untuk produksi biomassa di kecamatan Tanjung Palas Timur kabupaten Bulungan provinsi Kaltara. Ziraa’ah Majalah Ilmiah Pertanian, 42(1), 8–16.
Darmawijaya, M. I. 1990. Klasifikasi Tanah: dasar teori bagi peneliti tanah dan pelaksana pertanian di Indonesia. Gadjah Mada University Press.
Emma, Y. 2015. Perbaikan Struktur Tanah Berpasir Dengan Metode Bioclogging dan Biocementation. Jurnal Pengairan, 6(2), 167–174.
Hanum, H. 2004. Peningkatan Produktivitas Tanah Mineral Masam yang Baru Disawahkan Berkaitan dengan P Tersedia melalui Pemberian Bahan Organik, Fosfat Alam dan Pencucian Besi. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Disertasi. HARYANTO, 1.
Haryati, Agus, F., R., dan D. Y. 2006. Penetapan Berat Volume Tanah. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2009. Pedoman Teknis Penyusunan Peta Status Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa. Jakarta.
Kartasapoetra, A. G., & Sutedjo, M. M. 2005. Teknologi Konservasi Tanah & Air. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2006. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 07 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa.
Muharam, M., & Saefudin, A. 2016. Pengaruh Berbagai Pembenah Tanah Terhadap Pertumbuhan Dan Populasi Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa, L) Varietas Dendang Di Tanah Salin Sawah Bukaan Baru. Jurnal Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech), 1(2).
Muliawan, N. R. E., Sampurno, J., & Jumarang, M. I. 2016. Identifikasi nilai salinitas pada lahan pertanian di daerah Jungkat berdasarkan metode daya hantar listrik (DHL). Prisma Fisika, 4(2).
Mustofa, A. 2007. Perubahan sifat fisik, kimia dan biologi tanah pada hutan alam yang diubah menjadi lahan pertanian di kawasan taman nasional Gunung Leuser. Skripsi. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nariratih, I., Damanik, B., Majid, M., Sitanggang, G., & Sitanggang, G. 2013. Ketersediaan nitrogen pada tiga jenis tanah akibat pemberian tiga bahan organik dan serapannya pada tanaman jagung. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 1(3), 94978.
Nurmi, O. H., Arsyad, S., & Yahya, S. 2009. Perubahan Sifat Fisik Tanah Sebagai Respon Perlakuan Konservasi Vegetatif Pada Pertanaman Kakao. Forum Pascasarjana, 32(1), 21–31.
Pujianto. 1997. Penyediaan Bahan Organik Di Lahan Berkebun Kopi dan Kakao. Warta Pusat Penelitian Kopi Dan Kakao, 13(2), 115–123.
Purba, J. H., Parmila, I. P., & Sari, K. K. 2018. Pengaruh pupuk kandang sapi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai (Glycine max L. Merrill) varietas edamame. Agro Bali: Agricultural Journal, 1(2), 69–81.
Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup. 2011. Laporan Kegiatan Pengkajian Baku Kerusakan Lingkungan PP 150 tahun.
Putra, M. P., & Edwin, M. 2018. Analisis Status Kerusakan Tanah Pada Lahan Kering di Kampung Jawa Dusun Kabo Jaya, Sangatta. Jurnal Pertanian Terpadu, 6(2), 109–120.
Setyaningrum, B. R. A. 2015. Kajian Status Kerusakan Tanah pada Lahan Pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan. Doctoral Dissertation, Universitas Udayana.
Sukisno, S., Kanang S, H., Hasanudin, H., & AH, W. 2011. Pemetaan potensi dan status kerusakan tanah untuk mendukung produktivitas biomassa di Kabupaten Lebong.
Sumarno, S., Hartati, S., & Hapsari, R. C. 2015. Pemetaan status kerusakan tanah di lahan pertanian di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi, 17(1), 21–26.
Susilawati, A., & Fahmi, A. 2013. Dinamika besi pada tanah sulfat masam yang ditanami padi. Jurnal Sumberdaya Lahan, 7(2).
Sutiyoso, Y. 2014. Berkah Negeri Cincin Api. Trubus 534.
Tolaka, W., Wardah, W., & Rahmawati, R. 2013. Sifat Fisik Tanah Pada Hutan Primer, Agroforestri dan Kebun Kakao di SUBDAS Wera Saluopa Desa Leboni Kecamatan Pamona Puselemba Kabupaten Poso. Jurnal Warta Rimba, 1(1).
Uhland, R. E., & O’NEAL, A. M. 1951. Soil permeability determinations for use in soil and water conservation: US Soil Conserv. Serv. Tech. Pub, 101.
Zaffar, M., & Sheng-Gao, L. U. 2015. Pore size distribution of clayey soils and its correlation with soil organic matter. Pedosphere, 25(2), 240–249.
Refbacks
- There are currently no refbacks.