Kolonisasi Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) pada Rizosfer Beberapa Vegetasi di Lahan Pasca Tambang Batu Bara dengan Tingkat Kelerengan Berbeda

Muhammad Parikesit Wisnubroto, Armansyah Armansyah, Aswaldi Anwar, Dede Suhendra

Abstract

Kegiatan pertambangan khususnya batu bara berpotensi memberikan dampak negatif bagi lingkungan karena menyebabkan kerusakan lahan. Adapun guna merehabilitasi lahan tersebut diperlukan suatu tindakan revegetasi, antara lain menggunakan bantuan Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kolonisasi spora FMA yang mengindikasikan tingkat kecocokan antara FMA dengan vegetasi eksisting di lahan pasca tambang batu bara pada beberapa kelerengan yang berbeda, sehingga diharapkan dapat diperoleh suatu informasi awal dalam menentukan jenis tanaman yang cocok untuk dikombinasikan dengan spora FMA yang mendukung langkah revegetasi tersebut. Tahapan kajian yang dilakukan ialah mengambil sampel tanah lahan bekas tambang batu bara, identifikasi vegetasi, ekstraksi spora, dan identifikasi spora FMA yang ditemukan. Pengambilan sampel tanah untuk analisis sifat kimia tanah serta pengamatan spora mikoriza pada lahan bekas tambang batu bara dilakukan berdasarkan random sampling pada kedalaman 0-20 cm dengan 5 tipe kelerengan, yaitu datar, landai, agak curam, curam, dan sangat curam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolonisasi mikoriza di dalam tanah lahan pasca tambang batu bara memiliki nilai persentase yang berbeda pada masing-masing tipe kelerengan, yaitu mencapai 30% (datar), 21,58% (landai), 13,16% (agak curam), 23,34% (curam), dan 6,19% (sangat curam). Semakin curam lereng, kolonisasi akan semakin menurun. Berdasarkan frekuensinya, Glomus sp. dapat ditemukan pada setiap tipe kelerengan, sehingga mengindikasikan bahwa jenis FMA tersebut mampu bersimbiosis dengan baik dengan tumbuhan yang ditemukan antara lain seperti Centrosema pubescens, Fimbristylis littoralis, Vigna luteola, Alysicarpus vaginalis, dan Mimosa sp. Persentase kolonisasi akar berkorelasi negatif dengan kadar P dan berkorelasi positif dengan kadar Ca dalam tanah. Persentase kolonisasi spora FMA tertinggi terjadi pada lereng datar dengan vegetasi Centrosema pubescens.

 

Keywords

arbuskular; batu bara; jamur; mikoriza; penambangan

Full Text:

PDF

References

Aipassa, M. I., Zainuddin, Z., & Hasan, H. (2020). Tingkat keberhasilan reklamasi lahan bekas tambang batu bara pada PT Bukit Baiduri Energi Kabupaten Kutai Kartanegara Kota Samarinda Kalimantan Timur. Dinamika Lingkungan Indonesia, 7(2), 102. https://doi.org/10.31258/dli.7.2.p.102-110

Alayya, N. P., & Prasetya, B. (2022). Kepadatan spora dan persen koloni mikoriza vesikula arbuskula (MVA) pada beberapa tanaman pangan di lahan pertanian Kecamatan Jabung Malang. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 9(2), 267–276. https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2022.009.2.7

Armansyah, A., Herawati N., & Kristina N. (2019). Keanekaragaman fungi mikoriza arbuskula (FMA) di rizosfer tanaman bengkuang (Pachyrizhus erosus (L) Mrb). Jagur Jurnal Agroteknologi, 3(1), 8–14. https://doi.org/10.25077/jagur.3.1.8-14.2019

Basri, A. H. H. (2018). Kajian peranan mikoriza dalam bidang pertanian.

BPTU HPT Padang Mengatas. (2022). Centrosema pubescens. https://bptupdgmengatas.ditjenpkh.pertanian.go.id/informasipublik/view/281/8bptupatas@pertanian.go.id

Brundrett, M., Melville, L., & Peterson, L. (1994). Practical Methods in Mycorrhiza Research: Based on a Workshop Organized in Conjuction with the Ninth North American Conference on Mycorrhizae, University of Guelph, Guelph, Ontario, Canada. Mycologue Publications.

Fajri, D. L. (2022). Daftar Daerah Penghasil Batu bara di Indonesia - Nasional Katadata.co.id. Katadata.co.id. https://katadata.co.id/safrezi/berita/61fcc6ac67956/daftar-daerah-penghasil-batu bara-di-indonesia

Hasibuan, D. S., Sabrina, T., & Lubis, A. (2014). Potensi berbagai tanaman sebagai inang inokulum mikoriza arbuskular dan efeknya terhadap pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai di tanah ultisol. Jurnal Online Agroteknologi, 2(2), 905–914.

Isleib, J. (2016). Soil calcium-to-magnesium ratios should not concern most farmers. Michigan State University Extension.

Margarettha. (2011). Eksplorasi dan identifikasi mikoriza indigen asal tanah bekas tambang batu bara. Jurnal Ilmu-Ilmu Hayati, 10(5), 641–647.

Murugan, M., Rajendran, K., Velmurugan, T., Muthu, S., Gundappa, M., & Thangavel, S. (2020). Antagonistic and antioxidant potencies of Centrosema pubescens benth extracts against nosocomial infection pathogens. Biocatalysis and Agricultural Biotechnology, 29. https://doi.org/10.1016/j.bcab.2020.101776

Muryati, S., Mansur, I., Sri, D., & Budi, W. (2016). Keanekaragaman fungi mikoriza arbuskula (FMA) pada rhizosfer Desmodium spp. asal PT. Cibaliung Suberdaya, Banten. Jurnal Silvikultur Tropika, 7(3), 188–197.

Novitasari, A., Suntari, R., & Cahyono, P. (2019). Effect of dosage of various calcium fertilizers on initial growth of pineapple plant at PT. Great Giant Pineapple Lampung. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 6(1), 1065–1074. https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2019.006.1.5

Nurhayati. (2019). Perbanyakan mikoriza dengan metode kultur pot. Wahana Inovasi, 8(1), 8–13.

Oktorina, S. (2017). Kebijakan reklamasi dan revegetasi lahan bekas tambang (studi kasus tambang batu bara Indonesia). www.al-ard.uinsby.ac.id

Piliarová, M., Ondreičková, K., Hudcovicová, M., Mihálik, D., & Kraic, J. (2019). Arbuscular mycorrhizal fungi - their life and function in ecosystem. Agriculture (Pol’nohospodarstvo), 65(1), 3–15. https://doi.org/10.2478/agri-2019-0001

Prasetyo, R., Sasli, I., & Ramadhan, D. T. H. (2019). Keragaman vegetasi dan identifikasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) pada lahan bekas tambang. Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 47(2), 217–223. https://doi.org/10.24831/jai.v47i2.25050

Prayoga, M. H., & Prasetya, B. (2021). Eksplorasi mikoriza arbuskula indigenous pada rhizosfer lahan pasca tambang batu bara. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 8(2), 349–357. https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2021.008.2.6

Puja, I. N., & Atmaja, I. W. D. (2018). Kajian status kesuburan tanah untuk menentukan pemupukan spesifik lokasi tanaman padi. Agrotrop: Journal on Agriculture Science, 8(1), 1–10. https://doi.org/10.24843/AJoAS.2018.v08.i01.p01.

Pulungan, A. S. S. (2013). Infeksi fungi mikoriza arbuskula pada akar tanaman tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Biosains Unimed, 1(1), 43–46.

Suarna, I. W., Suryani, N. N., & Budiasa, K. M. (2018). Potensi dan adaptasi tumbuhan pakan Alysicarpus vaginalis di Provinsi Bali. Pastura, 8(1), 10–12.

Tarigan, M. J., Rai, I. N., & Wiraatmaja, I. W. (2022). Respon pertumbuhan dan hasil kakao (Theobroma cacao L.) terhadap prototipe pupuk hayati FMA indigenus dengan media pembawa berbeda dan konsentrasi pupuk hayati cair. Agro Bali : Agricultural Journal, 5(3), 504–512. https://doi.org/10.37637/ab.v5i3.1002

Wisnuboto, M. P., Putra, E. T. S., & Kurniasih, B. (2020). Tanggapan Biokemis, Fisiologi, dan Agronomis Kedelai (Glycine Max L. Merrill) terhadap Pemupukan NPK Berperekat Spent dan Doiled Bleaching Earth (Unpublished master’s thesis). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Wisnubroto, M. P., Putra, E. T. S., & Kurniasih, B. (2021). Effects of spent and deoiled bleaching earth filler-based npk fertilization on the soil nutrient status and growth of soybean (Glycine max (L.) Merrill). Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture, 36(2), 213–226. https://doi.org/10.20961/carakatani.v36i2.43847

Refbacks

  • There are currently no refbacks.