Kompatibilitas Ekstrak Daun Awar-Awar (Ficus septica) dan Ekstrak Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.) dalam Menghambat Jamur Collectrotrichum capsici

Hani Septikahady, Herry Nirwanto, Sri Wiyatiningsih

Abstract

Colletotrichum capsici adalah patogen pemicu gejala antraknosa pada tumbuhan cabai yang merusak hingga menyebabkan panen gagal. Guna mengendalikan penyakit tersebut selama ini digunakan bahan kimia, dimana dalam rentang waktu yang lama mengakibatkan efek buruk (negatif). Adapun alternatif pengendaliannya menggunakan fungisida nabati. Penggunaan ficus septica (daun awar-awar) mampu mengurangi penyakit antraknosa pada cabai. Salah satu tanaman yang difungsikan sebagai fungisida nabati yaitu daun serai wangi (Cymbopogon nardus L.) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ficus septica serta Cymbopogon L. dalam mengurangi pertumbuhan jamur Colletotrichum capsici yang dikombinasikan dengan extract dari beragam konsentrasi. Pelaksanaan ini secara in vitro di Laboratorium Kesehatan Tanaman I Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur.  Metode menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan lima perlakuan yang diulang sebanyak lima kali. Hasilnya membuktikan ekstrak serai wangi memiliki efektivitas lebih dalam menghambat pertumbuhan jamur Colletotctrichum capsici sebab kemampuan menghambatnya paling tinggi hingga 57%. Campuran kedua ekstrak tersebut konsentrasinya 4%+4% dengan persentase daya hambatnya 55% lebih efektif daripada ekstrak awar-awar serta serai wangi dengan konsentrasi 2%+2% yang memiliki daya hambat 33%. 

Keywords

awar-awar; biofungisida; Colletotrichum capsici; daya hambat; serai wangi

Full Text:

PDF

References

Akhtar, Y., & Isman, M. B. (2013). Plant natural products for pest management: The magic of mixtures. In Advanced Technologies for Managing Insect Pests (pp. 231–247). Springer Netherlands. https://doi.org/10.1007/978-94-007-4497-4_11

Alberida, H., Eliza, & Lova, R. N. (2014). Pengaruh minyak atsiri terhadap pertumbuhan Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) Sacc. Penyebebab penyakit antraknosa buah pepaya (Carica papaya L.) secara in vitro. Sainstek, 6(1), 57–64.

Bota, W., Martosupono, M., & Rondonuwu, F. . S. (2015). Potensi senyawa minyak sereh wangi (citronella oil) dari tumbuhan Cymbopogon nardus L. sebagai agen antibakteri. jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek

Elfina, Y., Ali, M., & Aryanti, L. (2015). Uji beberapa konsentrasi ekstrak tepung daun sirih hutan (Piper aduncum L.) untuk mengendalikan penyakit antraknosa pada buah cabai merah pasca panen. SAGU, 14(2), 18–27.

Giordani. R. Y. Hadef, and J. Kaloustian. (2008). Compositions and Antifungal Activities of Essential Oils of some Algerian Aromatic Plants. Fitoterapia 79: 199-203

Indrianti, M. A. (2019). Optimasi pemanfaatan pestisida nabati sebagai sistem pertanian berkelanjutan dalam mendukung ketahanan pangan Gorontalo. Agro Bali, 2(2), 115–120.

Istianto, M., & Eliza. (2019). Aktivitas anti jamur minyak atsiri terhadap penyakit antraknos buah pisang di penyimpanan pada kondisi laboratorium. Journal Hortikultura, 19(2), 192–198.

Linda, R., & Khotimah, S. (2011). Aktivitas ekstrak daun ketepeng cina (Cassia alata Linn.) terhadap pertumbuhan jamur Cercospora personatum. Jurnal BIOPROPAL INDUSTRI, 2(1), 1-7.

Martinus, Liswarni, Y., & Miska, Y. (2010). Uji konsentrasi air rebusan daun serai wangi Andoropogon nardus L. (Graminae) terhadap pertumbuhan jamur Colletotrichum gloeosporioides Penz. penyebab penyakit antraknosa pada pepaya secara in vitro. Manggaro, 57–64.

Maryatin, H., Widyowati, E., & Lestari, S. (2014). Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun sirih Merah (Piper Crocatum) dan Sirih Hijau (Piper Betle L.) sebagai Bahan Alternatif Irigasi Saluran Akar. Jurnal Pustaka Kesehatan, 2(3), 556-562.

Ngibad, K., Muadifah, A., Lailatul, J., Triarini, L., Rizki, A., & Damayanti, N. K. (2021). Environmental and Toxicology Management A review of application of natural products as fungicides for chili. 1(2), 9–22. https://doi.org/10.33086/etm.v1i2.2022

Sila, S., & Sopialena. (2016). Efektifitas beberapa fungisida terhadap perkembangan penyakit dan produksi tanaman cabai (Capsicum frutescens). AGRIFOR, 15(1), 117-130

Sitepu, Irma. S., Suada. I Ketut, & Susrama, I. G. K. (2012). Uji Aktivitas Antimikroba Beberapa Ekstrak Bumbu Dapur terhadap Pertumbuhan Jamur Curvularia lunata (Wakk.) Boed. dan Aspergillus flavus LINK. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 1(2). http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT

Sudirga, S. K. (2018). Efektivitas ekstrak daun awar-awar (Ficus septica) sebagai fungisida nabati terhadap penekanan penyakit antraknosa pada tanaman cabai besar. Prosiding seminar nasional pendidikan biologi . 369-374

Sudirga, S. K., Suprapta, D. N., Sudana, I. M., Alit, I. G. N., & Wirya, S. (2014). Antifungal Activity of Leaf Extract of Ficus septica Against Colletotrichum acutatum the Cause of Anthracnose Disease on Chili Pepper. Journal of Biology, Agriculture and Healthcare, 4(28). www.iiste.org

Van Steenis, C.G.G.J. (2008). Flora untuk Sekolah di Indonesia, PT Pradnya Paramita. Jakarta

Refbacks

  • There are currently no refbacks.