PELAYANAN KONSELING BERBASIS GENDER: MENINGKATKAN KUALITAS KONSELOR WANITA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN TERHADAP KONSELI
Abstract
Para “Konselor Wanita” perlu memiliki kualitas diri dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling bagi konseli yang sesuai dengan kodratnya (yin) sebagai seorang konselor. Adanya pendapat tentang wanita, dengan ciri-ciri alamiah yang dimilikinya, para “Konselor wanita” diharapkan efektif dalam membantu konseli, selain itu diharapkan pula untuk menjadi “resourceful people”dengan enam dimensi potensi insani (wawasan aspiratif, wawasan etika, rasa kompeten, semangat belajar inovatif, semangat berkelompok, motivasi kerja) serta mampu menjadi ”agent of change” dengan lebih dulu mengubah dirinya sendiri sebelum menstimulasi klien untuk berubah. Dalam pengembangan etika di bidang konseling dimulai melalui pendekatan manusia sehat dengan asumsi yang mendasari ialah: penghargaan harkat dan martabat klien, membantu optimasi penggunaan potensi insani klien, mengurangi kecenderungan memberi nasehat, menyadari keterbatasan ilmu dan kemampuan diri, serta berperilaku asertif untuk tetap menjaga nilai dan karakteristik pribadi konselor). Gambaran ciri watak “Konselor Wanita” mungkin terlalu ideal, tidak realistik dan monumental, namun diharapkan untuk dapat ditelaah dalam mengembangkan “Citra Diri” sekaligus mengembangkan “Konsep Diri” tentang perwatakan “konselor wanita”sebagai seseorang yang dianggap esensiil dan pantas dimiliki untuk dapat memicu perkembangan pribadi.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.