PERAN GENERASI MILENIAL DALAM MENANGANI KRISIS PANGAN DI ACARA INTERAKTIF RRI SINGARAJA STUDIO PRO 1

I Putu Parmila, Putu Shantiawan Prabawa, Made Suarsana

Abstract

Fenomena iklim yang sangat ekstrim akibat dari pemanasan global dan kerusakan lingkungan , menyusutnya lahan pertanian yang produktif untuk tanaman pangan akbibat dari alih fungsi lahan dan degradasi lahan akibat pemakaian kimia berlebih dengan sistim pertanian monokultur menyebabkan ada ancaman dan krisis pangan global yang mengkawatirkan dunia saat ini. Sementara ledakan jumlah penduduk menjadikan keseimbangan antara produksi pangan dan kebutuhan pangan menjadi tidak seimbang. Ledakan penduduk dunia dimana tahun 2020 berjumlah 7,753 miliar dan diperkirakan 2022 menjadi 8. Miliar. Yang menjadi potensi yang bisa menjawab krisis pangan adalah dalam jangka pendek berupa perbaikan manajemen distribusi dan pengelolaan pangan, dalam jangka menengah peningkatan produksi, keanekarangaman hayati lokal dan hilirisasi pangan sedangkan untuk jangka panjang perbaikan teknologi, perbaikan lingkungan, peningatan partisipasi generasi muda dalam bidang pertanian khususnya pangan dan yang menjadi sangat penting adalah menyusun strategi pelestarian dan pemanfaatan pangan lokal sebagai pangan unggulan dimasing-masing daerah. Tujuan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat Bali khusunya masyarakat di wilayah kabupaten Buleleng melalui RRI tentang krisis pangan yang berpotensi mengacam di tahun 2023, Strategi Jangka pendek yaitu melalui gerakan bersama yang dimulai dari rumah tangga, kelompok , desa adat dan desa dinas dengan melaksanakan kegiatan nyata. Gerakan pemanfaatan pekarangan untuk pangan utama seperti biji - bijian dan pangan pendukung, seperti umbi-umbian dan buah-buahan termasuk sayur-sayuran, Strategi jangka menengah dan jangka panjang dengan menyusun Peraturan perlindungan lahan pertanian atau yang lebih spesifik lagi adalah peraturan lahan yang diperuntukan untuk penanaman pangan dan juga pelestarian subak. pengembangan teknologi pemuliaan yang modern dan canggih sehingga dapat menghasilkan varietas yang tahan terhadap perubahan iklim kampanye tentang kandungan gizi dari usia dini sampai perguruan tinggi tentang pangan dan pentingnya diversifikasi pangan peraturan tentang perlindungan pangan lokal dan mengembalikan sebagai budaya kuliner dimasing masing daerah asalnya. Untuk meningkatkan animo generasi muda di buat program agrosociopreneur. Agrosociopreneur adalah berwirausaha dibidang pertanian yang tetap mengedepankan aspek sosial di masyarakat, dalam hal ini diharapkan wirausahawan muda pertanian tidak hanya mengejar pada keuntungan semata, namun juga peduli pada lingkungan masyarakat utamanya petani kecil, harapannya melalui pemuda yang menjadi agrosociopreneur ini dapat memberikan sentuhan teknologi dan ilmu-ilmu baru bagi para petani dalam penyediann pangan.

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.