KONSELING LINTAS BUDAYA DALAM MENGHADAPI PENGARUH SOSIAL DAN BUDAYA SISWA DI SEKOLAH
Abstract
Sekolah menghadapi tantangan antara masuknya nilai-nilai global yang sering tidak serasi dengan nilai-nilai budaya tradisional atau budaya lokal. Ini membawa dampak pada perubahan lingkungan sosial yang melibatkan berbagai komponen, baik fisik (benda-benda) maupun non-fisik, yaitu bentuk tradisi (bahasa, agama, norma, hukum, pengetahuan, dan pola-pola perilaku lainnya). Perilaku dan interaksi sosial terutama bertumpu pada kualitas konvensi dan tradisi, yang pada dasarnya telah tersedia dalam kenyataan sosial, yang secara tidak disadari telah dimanfaatkan dan dimapankan dalam kehidupan sehari-hari. Sekolah memfasilitasi proses belajar mengajar yang mengubah perspektif monokultural yang esensial, penuh prasangka dan diskriminatif ke perspektif multikultural yang menghargai keragaman , perbedaan, toleran dan sikap terbuka (inklusif). Dalam konteks perilaku siswa ini dibutuhkan pendidik multibudaya, salah satunya adalah konselor. Konselor adalah seorang pendidik.Pendidikan berurusan dengan perilaku manusia yang sedang berkembang sehingga pendidikan memerlukan ilmu-ilmu perilaku manusia. Dalam konteks perilaku manusia ini konselor di sekolah adalah agent of enculturation sebab proses sosialisai terjadi di sini, di mana anak-anak di sekolah belajar aturan-aturan kultural. Proses jika gagal beradaptasi dengan budaya baru akan menimbulkan stress akulturatif.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.