PENELITIAN SEMIOTIKA TENTANG KOMUNIKASI TRANSENDENTAL MELALUI PENGGUNAAN SIMBOL-SIMBOL RITUAL MASEGEH DI BANJAR PENATARAN KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI

Kadek Yati Fitria Dewi, Ni Luh Yaniasti

Abstract

Komunikasi transendental sering digunakan oleh masyarakat
beragama atau oleh mereka yang percaya bahwa dunia dan isinya
merupakan ciptaan Tuhan. Masyarakat ini percaya bahwa
komunikasi yang mereka lakukan dengan Sang Pencipta dapat
dilakukan melalui aktivitas berdoa atau sembahyang atau
melakukan ritual-ritual tertentu yang mereka yakini dapat
menyampaikan maksud dan tujuan mereka kepada Sang Pencipta.
Hal serupa terjadi dalam masyarakat Hindu yang tidak hanya
percaya akan kekuatan Tuhan sebagai pencipta segalanya, tetapi
juga percaya akan keberadaan leluhur dan para penguasa dan
penjaga alam bawah. Oleh karena itu, persembahan atau sesajen
atau biasanya dikenal dengan sebutan yadnya (dari bahasa
sansekerta yang berarti persembahan tulus iklas) yang dilakukan
oleh umat Hindu sangat beragam khususnya jika dilihat dari kepada
siapa yadnya tersebut dipersembahkan. Salah satu bentuk yadnya
tersebut adalah ritual masegeh. Penelitian ini bertujuan untuk: 1)
mendeskripsikan simbol-simbol yang digunakan dalam segehan
serta 2) meninjau makna dari simbol-simbol yang digunakan dalam
segehan. Penelitian ini terbatas pada penggunaan segehan di Banjar
Penataran, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng karena
pelaksanaan yadnya dalam Agama Hindu bersifat fleksibel
tergantung waktu, tempat dan kondisi. Penelitian ini menganalisis
enam jenis segehan yakni segehan atuunan, segehan putih kuning,
segehan putih selem, segehan wong-wongan, segehan catur warna
dan segehan panca warna. Keenam jenis segehan ini menggunakan
berbagai macam bahan yang mana masing-masing bahan
menyiratkan simbol dan makna. Bahan-bahan inti yang digunakan
dalam membuat segehan-segehan tersebut adalah buah misalnya
tebu dan pisang, porosan, nasi, biji-bijian, bunga, kapur sirih, daun
sirih, bawang, jahe, garam, api dan air. Seluruh bahan yang
digunakan merupakan perwujudan simbol-simbol Tuhan dan
manifestasinya yang disebut sebagai dewa atau Bhatara/ Bhatari,
simbol seluruh unsur yang ada di dunia misalnya Panca Maha
Bhuta, serta simbol seluruh sifat yang ada di dunia misalnya rajas,
tamas, dan rwa bhineda

Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.