WACANA NGATURIN ANALISIS BENTUK FUNGSI DAN MAKNA

Ni Luh Yaniasti

Abstract

Wacana ngaturin merupakan wacana ritual sehingga keberadaannya disakralkan oleh masyarakat pendukungnya. Ngaturin merupakan proses dalam pernikahan yang harus dilaksanakan oleh setiap pasangan suami-istri. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bentuk, fungsi, dan makna wacana ngaturin yang ada di Desa Adat Sembiran. Data dikumpulkan secara langsung dengan metode observasi, wawancara, dan kepustakaan dengan teknik rekam dan catat sertaa foto, kemudian dianalisis. Analisis bentuk digunakan teori struktur dari Teeuw, sehingga wacana ngaturin meliputi aspek bahasa, stilistika, dan sarana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wacana ngaturin memiliki fungsi dalam masyarakat, khususnya yang ada di Desa Adat Sembiran. Analisis fungsi yang digunakan yaitu, fungsi manifes/tampak dan fungsi laten/terselubung dari Merton dalam Kaplan dan Manners. Fungsi-fungsi yang diperoleh dalam wacana ini adalah fungsi budaya, fungsi sosial, fungsi komunikatif, dan fungsi pendidikan. Wacana ngaturin sebagai karya sastra agama mengandung unsur-unsur simbolis yang penuh makna. Dalam analisis makna digunakan teori semiotik dari Ferdinand de Saussure, yakni signifie/ petanda dan signifient/penanda dan Ferdinand de dikompilasikan dengan teori Aart Van Zoest, yaitu tentang tanda. Untuk memahami makna secara komprehensif diterapkan konsep hermeneutik. Dengan demikian, makna wacana ngaturin dikaitkan dengan kedudukannya sebagai sastra agama, yakni makna sradha, makna tri hjta karana, makna religius, dan makna simbolis. Hasil yang paling hakiki dalam penelitian ini adalah ditemukannya suatu makna kesejahteraan lahir dan batin bagi pasangan suami-istri melalui sarana dan komunikasi vertikal, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Di samping itu, wacana ini dapat ditranskripsikan ke dalam bentuk tulis.

Kata Kunci: Ngaturin, Analisis Fungsi Bentuk Dan Makna

Full Text:

PDF

References

Anandakusuma, Sri Reshi. 1986. Kamus Bahasa Bali. Denpasar : CV Kayumas.

Hutomo, Suripan Sadi. 1991. Mutiara yang Terlupakan : Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya : Hiski Jawa Timur.

Mulyana, Deddy. 1990. Komunikasi Antarbudaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Saidi, Shaleh. t.t. “Sastra Modern dan Sastra Tradisi”. Denpasar : Stensilan.

Sudarsana, I.B. Putu. 2000. Ajaran Agama Hindu (Filsafat Yadnya). Denpasar : Mandra Sastra.

Sutjaja, I Gusti Made. 2001. Kamus Pelajar : Bali-Indonesia-Inggris. Denpasar : Lotus.

Sutrisno Hadi. 1982. Metodologi Research I. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra : Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Pustaka Jaya.

Tinggen, I Nengah. 1994. Sor Singgih Basa Bali. Singaraja : Rhika Dewata.

Titib, I Made. 2001. Teologi & Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Surabaya : Paramita.

Tuloli, Nani. 1991. Tanggomo Salah Satu Ragam Sastra Lisan Gorontalo. Jakarta: Intermasa.

Wellek, Rene & Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : PT Gramedia.

Wellek, Rene & Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. Jakarta : PT Gramedia.

Wikarman, I Nyoman Linggih. 1998. Leluhur Orang Bali dari Dunia Babad dan Sejarah. Surabaya : Paramita.

Yasa, I Gde Badjera. 1982. Dharma. Jakarta : Proyek Pembinaan Mutu Pendidikan Agama Hindu dan Budha, Departemen Agama Republik Indonesia.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.