TUMPEK LANDEP SEBAGAI HARI RAYA PASUPATI SENJATA

I Gusti Ngurah Puger

Abstract

Tumpek landep merupakan salah satu tumpek yang dirayakan oleh umat Hindu setiap 210 hari. Tumpek landep dirayakan pada saniscara kliwon wuku landep. Secara kasatmata, tumpek landep dirayakan dalam rangka untuk mempasupati peralatan manusia yang terbuat dari logam atau besi. Makna dari perayaan tumpek landep secara filosofis Hindu adalah pinaka landeping idep. Artinya, tumpek landep sebagai media untuk mempertajam pikiran. Dengan kata lain, tumpek landep bertujuan untuk mengingatkan umat Hindu agar mempertajam pikirannya dalam menggunakan alat-alat hidup yang terbuat dari besi, tembaga, perak, atau logam yang sejenisnya terutama yang berbentuk runcing.

Full Text:

PDF

References

Arwati, Ni Made Sri. 1995. Hari Raya Tumpek. Denpasar: Upada Sastra.

Astra, I G. 2004. “Revitalisasi Kearifan Lokal dalam Upaya Memperkokoh Jati Diri Bangsa.” Dalam Politik Kebudayaan dan Identitas Etnik. [Editor I W. Ardika & Darma Putra]. Denpasar: Fakultas Sastra Universitas Udayana dan Balimangsi

Press.

Geria, I W. 2007. “Konsep dan Strategi Revitalisasi Kearifan Lokal dalam Penataan

Lingkungan Hidup.” Dalam Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. [Editor A.A.G. Raka Dalem et al.]. Denpasar: UPT Penerbit Universitas Udayana dan PPLH Universitas Udayana.

Nitis, I M. 2006. Peternakan Berwawasan Kebudayaan. Denpasar: UPT Penerbit Universitas Udayana.

Puger, I Gusti Ngurah. 2021. “Dewata Nawa Sanga Sebagai Penjaga Alam Semesta.” Makalah yang Disampaikan Kepada Pengempon Pura Taman Sari di Desa Banjarasem, pada Tanggal 10 April 2021.

Sumarta, I K. 2006. “Puncak Peradaban Bali Bernama Tumpek.” Dalam Sarad No. 77 September 2006: 16-18.

Udayana, I Dewa Gede Alit. 2009. Tumpek Wariga: Kearifan Lokal Bali untuk Pelestarian Sumber Daya Tumbuh-Tumbuhan. Surabaya: Paramita.

Verhaak, C. Dan R. Haryono Imam. 1991. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Telaah Atas Cara Kerja Ilmu-Ilmu. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wiana, I Ketut. 2004. Mengapa Bali Disebut Bali? Surabaya: Paramita.

Wiana, I Ketut. 2007. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya: Paramita. Wiana, I Ketut. 2009. Makna Hari Raya Hindu. Surabaya: Paramita.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.